Kisahku dengan Tante Mira terus berlanjut dengan gaya permainan cinta
yang semakin seru karena baik Tante Mira maupun aku saling mengeluarkan
fantasi masing-masing (akan saya ceritakan lain waktu), hingga pada
suatu saat Tante Mira mengenalkan salah satu temannya yang kebetulan
ketemu disebuah restoran dimall daerah jakarta pusat. Sebut saja dia
Tante Yohana, dia juga wanita chinese yang berumur hampir 50, sebaya
dengan Tante Mira hanya beda 1 atau 2 tahun saja yang sudah ditinggal
suaminya karena wanita lain. Postur tubuhnya juga tidak jauh dengan
Tante Mira, agak gemuk hanya saja Tante Yohana lebih pendek dari Tante
Mira dan wajahnya juga lebih kelihatan tua karena tampak kerutan-kerutan
diwajahnya mungkin terlalu banyak pikiran.
Waktu itu dia sedang
jalan sendirian akan makan dan kebetulan ketemu dengan kami yang
akhirnya dia diajak bergabung oleh Tante Mira, dan aku dikenalkan oleh
Tante Mira kepadanya sebagai keponakan jauhnya. Setelah makan kami
melanjutkan perbincangan sambil jalan melihat-lihat barang di toko-toko
yang ada dimall itu. Entah apa yang dibicarakan oleh mereka berdua
secara bisik-bisik karena aku lihat lirikan Tante Yohana yang melihat
aku sambil senyum-senyum, dan setelah itu dia sering mencuri-curi
pandang melihatku. Setelah lelah jalan-jalan dan hari mulai sore Tante
Yohana akhirnya pulang.
"Oke, Mir. Aku pulang dulu ya, hampir
sore nih. Sampai ketemu lagi Ferry" kata Tante Yohana sambil tersenyum
penuh arti kepadaku yang membuat aku tambah bingung dan dia melenggang
menuju carcall untuk memanggil sopirnya.
Sepeninggal Tante Yohana kami menuju food court untuk membeli minum dan istirahat.
"Fer,
menurut kamu Tante Yo gimana?" tanye Tante Mira padaku setelah membeli
minum dan duduk ditempat yang agak memojok dan meminum minumannya.
"Mmm.. gimana apanya Tante?" jawabku bingung mendengar pertanyaan Tante Mira sambil menyedot minuman ringan yang aku pesan.
"Ah
kamu ini, pura-pura nggak ngerti apa emang nggak ngerti? Ya sifat
orangnyalah, bodynyalah, facenyalah dan lain-lainnyalah" jawab Tante
Mira agak sewot.
"Oo, kalo sifatnya sih saya belum tau bener, kan
baru sekali ketemu, tapi keliatannya orangnya baik dan ramah, terus kalo
face dan bodinya mm.. biasa-biasa aja tuh" jawabku sambil tersenyum.
"Emang
kenapa Tante, kok Tante tanya gitu? Bikin aku bingung aja. Terus tadi
ngomongin apa sih? Kok pake bisik-bisik terus Tante Yohana jadi aneh
sikapnya" tanyaku pada Tante Mira.
"Fer, kamu tahukan kalo Tante Yo
itu sudah lama hidup sendiri sejak pisah sama suaminya. Nah tadi waktu
Tante Yo lihat kamu dia langsung tertarik sama kamu, dan dia nanyain
tentang kamu terus ke Tante sebab dia nggak percaya kalo kamu itu
keponakan jauh Tante, jadi Tante terpaksa cerita dech kedia siapa kamu
sebenernya. Kamu jangan marah ya, abis Tante Yo itu suka maksa kalo
keinginannya belum kesampaian" jawab Tante Mira.
"Terus.. mm.. dia pengen sama kamu Fer.. gimana? Kamu mau nggak?" tanya Tante Mira dengan wajah serius.
"Wah
gimana ya, repot juga nich kalo sampai dia ngomong-ngomong ke orang
lain, bisa tercemar nama Tante. Kalo menurut Tante dia bisa jaga rahasia
kita dengan cara gitu ya sudah, saya akan layani dia" jawabku serius
juga.
"Tapi nanti kamu jangan lupain Tante ya kalo sudah dekat sama dia" kata Tante Mira was-was.
"Ah
Tante ini ada-ada saja, nggak mungkinlah saya lupa sama Tante, sayakan
kenal Tante dulu baru Tante Yo" jawabku menghibur Tante Mira yang
terlihat agak sedih dari ekspresi mukanya.
"Yah.. sapa tahu kamu bisa dapet lebih dari Tante Yo dan lupain Tante deh" katanya lagi sambil menghembuskan nafas.
"Jangan
kuatir Tante, saya bukan tipe orang yang gampang ngelupain jasa baik
orang kepada saya, jadi Tante tenang saja" jawabku kemudian.
"Okelah kalo gitu nanti Tante hubungi Tante Yo, biar dia nanti hubungi kamu" kata Tante Mira kemudian.
Setelah itu Tante Mira lebih banyak diam entah apa yang ada dalam pikirannya dan tak lama kemudian kamipun pulang.
Malamnya Tante Yo menghubungi aku lewat telepon.
"Hallo Ferry, ini Tante Yo masih ingatkan?" tanya Tante Yo dari seberang.
"O iya masih, kan baru tadi siang ketemu, ada apa Tante?" jawabku sambil bertanya.
"Tadi Tante Mira sudah cerita belum sama kamu tentang Tante?" tanyanya lagi.
"Sudah sih, mm.. memang Tante serius?" tanyaku lagi pada Tante Yo.
"Serius dong, gimana kamu okekan?" tanya Tante Yo lagi.
"Kalo gitu oke dech" jawabku singkat.
Lalu
kami bercakap-cakap sebentar dan kami akhirnya kami janjian besok pagi
dilobby hotel "XX" didaerah jakarta barat dan dia akan datang lebih awal
karena akan check-in dulu, setelah itu teleponpun ditutup. Keesokannya
seperti biasa aku memakai baju rapi seperti orang kerja supaya tidak
terlalu menyolok dan aku menunggu di lobby hotel tersebut karena aku
juga datang lebih awal, tak lama aku menunggu teleponku berdering.
"Hallo
Ferry, ini Tante Yo. Tante sudah ada diatas, kamu langsung naik aja di
kamar 888 oke? Tante tunggu ya" kata Tante Yomemberitahukan kamarnya.
"Oke Tante saya segera kesana, saya juga sudah di lobby" jawabku singkat dan menutup pembicaraan.
Setelah
mematikan teleponku agar tidak diganggu, aku naik lift menuju kamar
Tante Yo. Sampai didepan pintu kutekan bel dan Tante Yo membukakan
pintu.
"Ayo masuk, udah daritadi Tante sampai dan langsung check-in. O
ya, kamu mau minum atau mau pesan makan apa? tadi sih Tante sudah pesan
makan dan minum untuk dua orang, tapi kalau kamu mau pesan yang lain
pesan saja, jadi sekalian nanti diantarnya" kata Tante Yo sambil
mempersilahkan aku masuk dan menutup pintu.
"Yah sudah kalau Tante sudah pesan, nggak usah pesan lagi, nanti kebanyakan makanan malah bingung" jawabku.
"Kok bingung kan buat gantiin tenaga kamu he he he" jawab Tante Yo bercanda.
Kemudian
Tante Yo duduk di sofa besar yang ada didalam kamar itu dan aku duduk
di sebelahnya, kami berbincang-bincang sambil menonton TV lalu aku
mendekati Tante Yo dan memeluk pundaknya, kemudian Tante Yo merebahkan
kepalanya kepundakku, kubelai rambutnya dan kukecup kening Tante Yo.
"Mmm..
kamu romantis ya Fer, pantes Mira suka sama kamu. hh.. sudah lama Tante
nggak merasakan suasana romantis seperti ini" kata Tante Yo sambil
menghembuskan nafas.
"Ya sudahlah Tante, yang penting hari ini Tante
akan merasakan hangat dan romantisnya cinta, karena hari ini aku milik
Tante sepenuhnya" jawabku menghibur dia sambil kukecup lagi keningnya.
Tante Yo menatapku sendu sambil tersenyum.
"Terima kasih sayang" kata Tante Yo.
Dan kutatap matanya yang sendu dalam-dalam lalu kukecup bibirnya.
Kecupanku
dibibirnya perlahan berubah menjadi ciuman lembut yang dibalas Tante Yo
dengan lembut juga, sepertinya Tante Yo benar-benar ingin merasakan
nikmatnya berciuman yang sudah lama tidak dirasakannya. Kami saling
cium, saling kulum, dan saling memainkan lidah kemulut pasangan kami.
Kugelitik lidah Tante Yo dengan lidahku dan kusapu langit-langit
mulutnya sambil kupeluk tubuhnya dan kuraba wajah dan tengkuk serta
lehernya dengan tanganku yang lainnya.
"Ahh sayang, aku suka sekali
ciuman kamu, mm.. ciuman kamu lebut dan merangsang, mm.. kamu memang
pintar berciuman, ahh.. ayo sayang beri Tante yang lebih dari ini" kata
Tante Yo disela-sela ciuman kami dan berciuman lagi.
Tanganku
mulai bergerak meremas kedua payudara milik Tante Yo bergantian. Tapi
aksi kami terganggu oleh pelayan yang mengantar makanan yang dipesan
oleh Tante Yo. Setelah pelayan keluar dan Tante Yo memberikan tip,
tiba-tiba Tante Yo menabrak aku dan mendorong aku hingga terjatuh diatas
tempat tidur dan dengan buas dia langsung memelorotkan celana dan
celana dalamku, hingga penisku yang masih tidur terbebas dari sarangnya
dan langsung diterkam olehnya. Disedot, dikulum dan digigitnya penisku
yang mulai bangkit dengan napsu dan buas, dan kedua tangannya tak
henti-henti mengocok dan memainkan kedua bolaku.
"Ahh Tante.. pelan-pelan Tante.. ahh.. enak sekali Tante.. ohh" desahku menahan nikmat yang diberikan oleh Tante Yo padaku.
Tanganku
hanya bisa meremas rambut Tante Yo dan seprei kasur yang sudah mulai
berantakan, tak lama kemudian kulepaskan kepala Tante Yo dari penisku,
kuangkat Tante Yo dan kurebahkan dikasur.
"Sekarang giliranku, Tante
diam saja dan nikmati permainan ini ya" kataku sambil mengecup bibir
Tante Yo dan mulai mencumbu Tante Yo sementara Tante Yo hanya diam saja
sambil menatapku dengan sendu.
Kumulai cumbuanku dengan menciumi
bibirnya dan perlahan turun kelehernya sambil kubuka kancing baju Tante
Yo satu persatu sambil terus turun kedadanya. Setelah kancing bajunya
terbukan semua, kuraih pengait BH yang ada dibelakang dan kubuka
sehingga ikatan BHnya terbuka dan ku lepaskan BH Tante Yo lewat kedua
tangannya tanpa melepas baju Tante Yo, setelah lepas langsung kuciumi
kedua payudara Tante Yo, kuciumi seluruhnya kecuali putingnya yang sudah
berdiri mengacung minta dikulum tapi tidak pernah kukulum, setiap kali
ciuman dan jilatanku sudah dekat dengan putingnya ciuman dan jilatanku
turun lagi kepangkal payudaranya dan terus turun sampai ke perut dan
bermain-main dipusar sambil kujilati lubang pusar Tante Yo lalu naik
lagi terus berulangkali, kusingkap rok yang dipakai oleh Tante Yo
kemudian tanganku mulai bekerja meraba-raba paha dan lutut Tante Yo lalu
mulai melepaskan celana dalam yang dipakai oleh Tante Yo.
Ketika
permainan mulutku mencapai perutnya kutarik celana dalam Tante Yo, dan
Tante Yo mengangkat pantatnya sehingga celana dalamnya dengan mudah
lepas dari tempatnya. Kupelorotkan celana dalam Tante Yo sampai sebatas
lutut lalu ciumanku naik lagi kearah payudaranya, dan ketika jilatanku
mendekati puting Tante Yo tangankupun mendekati vagina Tante Yo dan
ketika bibir dan lidahku mulai memainkan puting Tante Yo tangan dan
jari-jariku juga mulai bermain dibibir vagina Tante Yo yang ternyata
sudah basah. Ketika kukulum puting Tante Yo yang sudah berdiri dari tadi
kumainkan juga kelentitnya dengan jari-jari tanganku yang seketika itu
juga membuat tubuh Tante Yo melengkung keatas.
"Akhh.. Ferry..
kamu benar-benar gila sayang, kamu kejam sekali mempermainkan Tante..
akhh.. ferry enak sekali sayang.. akhh.. gila.. kamu bener-bener gila
sayang" teriak Tante Yo histeris sambil tangannya meremas seprei dan
rambut kepalaku bergantian.
Tak kuhiraukan teriakan Tante Yo dan aku
terus mengulum kedua puting dan menjilati kedua payudara Tante Yo
bergantian. Tak lama kemudian kurasakan vagina Tante Yo bertambah basah
dan tubuhnya mulai bergetar keras yang disertai erangan-erangan,
akhirnya Tante Yo mendapatkan orgasme pertamanya.
Pada saat
tubuhnya mulai tenang, kulepaskan cumbuanku di payudaranya dan langsung
kuangkat kedua kakinya sehingga kepalaku dengan mudah menuju kevaginanya
dan langsung kujilat dan kukulum serta kusedot-sedot vagina dan
kelentit Tante Yo.
"Akhh.. ahh.. gila.. ini namanya penyiksaan
kenikmatan.. ahh.. kamu memang gila sayang.. ahh.. aku nggak kuat lagi
sayang.. ahh.. terus sedot yang kuat sayang.. ahh.. tusuk dengan jarimu
sayang.. ahh.. tusuk yang kuat.. ahh sayang.. Tante mau.. ahh.. mau
dapet lagi sayang.. ahh.. kamu benar-benar gila" teriak Tante Yo
histeris memohon, lalu tubuhnya mulai bergetar lagi merasakan orgasme
kedua yang datang menghampirinya.
Kuturuti permintaanya dengan
menusukan jariku dan kumainkan jariku dengan menyentuhkan jariku
kedinding vaginanya yang berkedut-kedut sambil terus bibir dan lidahku
memainkan perannya dikelentit Tante Yo. Tubuh Tante Yo bergetar keras
dan pinggulnya bergoyang-goyang mengikuti irama tusukan jariku sambil
tak henti-hentinya menjerit-jerit histeris sambil kedua tangannya
meremas dan menjambak-jambak rambutku.
"Ahh.. Ferryy.. sayang..
ahh.. enak sayang.. ahh.. sodok yang keras sayang.. ahh.. sedot itilku
yang kuat.. ahh.. yang kuatt.. " jerit histeris Tante Yo mengantar
orgasmenya yang kedua itu.
Dan ketika tubuh Tante Yo sudah hampir
tenang lagi, kuhentikan juga semua aktivitasku dan kulepas celana dalam
Tante Yo yang masih sebatas lulut sehingga lepas semua, lalu kuatur
posisiku dan kutusukkan penisku kedalam lubang vagina Tante Yo.
"Okhh..
jangan dulu sayang.. jangan.. ahh.. stop sayang.. stop.. biar Tante
istirahat dulu" pinta Tante Yo padaku, tapi aku tidak menghiraukan
permintaanya sambil terus kutusukan penisku sampai masuk seluruhnya dan
mulai kugoyang, kuputar dan kukocok penisku dalam vagina Tante Yo.
Tak
lama kemudian kuangkat tubuh Tante Yo hingga posisi Tante Yo kini dalam
pangkuanku, dan dalam posisi Tante Yo sedang menaik turunkan pantat dan
menggoyangkan pinggulnya kulepas baju Tante Yo yang masih melekat dan
kulemparkan entah kemana lalu kubuka pengait dan resleting rok Tante Yo
dan kulepas rok Tante Yo dari atas dan kulemparkan juga entah kemana
hingga kini tidak ada selembar benangpun yang menempel ditubuh Tante Yo
lalu akupun melepaskan bajuku sendiri dan kulemparkan sembarangan.
Setelah melepaskan baju mulai kuputar-putar pantatku hingga penisku
lebih menggesek dinding vagina Tante Yo.
"Akhh.. sayang.. ahh.. kamu
memang gila sayang.. ahh.. kamu.. ahh.. kamu memang gila.. ohh.. penis
kamu benar-benar.. ahh.. kamu pintar sekali sayang.. pintar dan gila..
ahh.. Tante mau.. ahh.. mau keluar lagi.. ahh.. Tante nggak kuat lagi
sayang.. ahh" jerit Tante Yo histeris dan tubuhnya mulai bergetar
mendapat orgasmenya yang ketiga, kurasakan cairan diliang vagina Tante
Yo bertambah banyak dan kurasakan juga kedutan-kedutan dari dinding
vagina Tante Yo.
Lalu kurebahkan tubuh Tante Yo dan terus
kugenjot penisku didalamnya yang sekali-kali kuputar-putar pinggulku,
tubuh Tante Yo tambah bergetar dengan kencang, goyangan dan kocokan
penisku juga tambah kencang, lalu kumainkan tanganku dikelentitnya
sambil kurebahkan kepalaku kedadanya dan kusedot dan kukulum dengan kuat
juga kedua puting Tante Yo bergantian dan kedutan-kedutan dinding
vagina Tante Yo juga bertambah kuat sehingga penisku merasakan sensasi
yang membuat aku merasakan sesuatu yang akan segera meledak keluar.
"Akh..
Tante aku mau keluar Tante.. akhh.. aku keluar Tante" kataku
disela-sela kuluman mulutku diputingnya sambil terus mengocok penisku
dengan cepat dan kuat dalam liang vagina Tante Yo.
"Ahh.. iya
sayang.. ahh.. keluarkan saja.. ahh.. Tante juga.. ahh.. sudah nggak
kuat lagi.. ahh" teriak Tante Yo dan memelukku dengan erat sambil
tubuhnya terus bergetar, kurasakan kuku-kukunya mencakar punggungku.
Lalu
meledaklah cairan kenikmatan yang kukeluarkan dalam vagina Tante Yo
yang sudah basah sehingga bertambah basah lagi, ketika kenikmatanku
meledak dan tubuhku bergetar kenikmatan kukocok dengan keras dan kuat
penisku dalam vagina Tante Yo sehingga ada cairan yang keluar dari dalam
vagina Tante Yo yang kurasakan dari tanganku yang basah karena masih
memainkan kelentit Tante Yo. Tubuh kami sama-sama bergetar dengan
kencang, keringat kami bersatu dan seluruh ruangan dipenuhi oleh suara
erangan dan jeritan kenikmatan yang kami dapatkan pada saat bersamaan.
Setelah
tubuhku dan Tante Yo mulai tenang kembali, kulepaskan penisku dari
vaginanya yang sudah sangat basah, lalu kubersihkan vagina yang penuh
dengan cairan kenikmatan kami berdua dengan sedotan dan jilatanku,
kujilati sampai bersih dan sayup-sayup kudengan erangan pelan Tante Yo
yang memejamkan matanya merasakan kenikmatan yang baru saja dia
dapatkan. Setelah bersih kurebahkan tubuhku disamping Tante Yo, lalu
kupeluk dia dan kukecup pipi Tante Yo.
"Ahh.. terima kasih
sayang.. terima kasih daun mudaku.. uhh.. rasanya tubuhku ringan sekali
bagaikan kapas yang masih terbang diawang-awang, ahh.. nikmat sekali
tadi kurasakan, kamu memang pintar sayang, baru sekali ini kurasakan
orgasme beruntun seperti tadi, sampai lemas tubuh Tante" kata Tante Yo
sambil membuka matanya dan tersenyum padaku.
"Ah Tante Yo bisa aja..
aku juga tadi nikmat sekali, kedutan dinding vagina Tante Yo membuat
penisku merasakan seperti diremas-remas, nikmat sekali" balasku sambil
kuusap keringat yang ada di keningnya dan kukecup kening Tante Yo, lalu
aku bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh yang penuh
dengan keringat dan disusul oleh Tante Yo dan kamipun saling
membersihkan tubuh.
Selesai membersihkan tubuh dan dalam keadaan
masih bugil kami lalu menyantap makanan yang tadi dipesan oleh Tante Yo
sambil bercakap-cakap dan bercanda, sedangkan tangan Tante Yo tidak
pernah lepas dari selangkanganku. Selesai makan kami melanjutkan
percakapan kami diatas tempat tidur sambil saling memeluk hingga
akhirnya kamipun tertidur untuk memulihkan tenaga yang akan membuat
pertarungan berikutnya lebih seru lagi. Dan mulai sejak itu jadilah aku
daun muda kesayangan Tante Yohana dan Tante Mira.
Selasa, 02 April 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar