Cerita Panass di
mulai Di sebuah kamar kos yang terlihat cukup lebar, seorang gadis cantik
nampak sedang terduduk di atas ranjang. Tangan kanannya nampak sedang
meraba-raba vaginanya sendiri yang permukaannya tertutupi oleh bulu-bulu tipis
berwarna hitam. Memang saat ini bagian bawah tubuh gadis tersebut tidak
tertutup apapun lagi, karena celana pendek coklat maupun celana dalam putih
polos yang semula dikenakannya kini tergeletak di sampingnya. Sedangkan tangan
kiri gadis tersebut juga terlihat sibuk memilin-milin sendiri puting payudara
kirinya. Tubuh atas gadis tersebut memang saat ini masih terbalut kaos ketat
berwarna kuning, namun posisi bra putih yang dikenakakannya kini sudah bergeser
dari posisinya semula.
Gadis cantik Mahasiswi Sexy itu bernama Reisha. Ia berumur 19 tahun dan baru saja menginjak semester 3 di salah satu perguruan tinggi yang cukup bonafit di kota tersebut. Saat ini Reisha memang sedang dilanda birahi karena memang sebentar lagi dirinya akan mendekati masa menstruasi. Masa-masa seperti ini bagi seorang gadis seperti Reisha memang menjadi saat dimana libido sedang tinggi-tingginya. Sebagai seorang jomblo, tentunya Reisha tidak memiliki pasangan yang bisa ia ajak menyalurkan hasrat birahinya. Maka dari itu masturbasi pun menjadi satu-satunya cara yang paling efektif sebagai penyaluran birahinya saat ini.
Cerita Panass berlanjut Kedua mata
Reisha nampak terpejam mencoba untuk menghayati rabaan demi rabaan yang ia
lakukan sendiri pada tubuhnya. Sesekali desahan kecil terdengar dari mulut
gadis cantik tersebut, ketika rabaannya menyentuh puting dan klitorisnya
sendiri. Namun ketika semua usahanya ini hampir memperoleh” hasil”, tiba-tiba
terdengar suara ketukan pintu di depan pintu kamar kos Reisha.
“Tok… tok… tok…!”.
“Sial!”, runtuk Reisha di dalam hati. “Kenapa
mesti di saat seperti ini ada tamu yang datang ke kosannya, benar-benar sial!”,
runtuk gadis itu lagi.
“Tok… tok… tok…! Sha…!!”, suara ketokan di
pintu kenbali terdengar, kini ditambah dengan suara teriakan seorang gadis.
“Sebentar…!”, teriak Reisha.
Dengan segera gadis cantik tersebut
mengancingkan kembali kaitan branya dan mengenakan celana dalamnya.
“Ya, sebentar!”, teriak Reisha lagi sambil
merapikan posisi celana pendek dan kaosnya.
Setelah merapikan pakaian dan sedikit
mengusap-usap wajahnya di depan cermin yang terlihat sedikit memerah akibat
menahan nafsu, gadis itu pun kemudian membuka pintu.
“Haii… lama amat sih bukanya?”, di depan pintu
berdiri seorang gadis yang tak kalah cantik jika dibandingkan dengan Reisha.
Gadis itu seumuran dengan Reisha dan merupakan temen satu kampusnya. Gadis itu
bernama Shelvi.
“Eh iya, sorry tadi lagi di kamar mandi sih”,
Reisha mencoba menutupi aktifitas yang tadi ia lakukan di dalam kamar.
Ternyata Shelvi tidak sendiri. Di belakangnya
berdiri seorang laki-laki berperawakan tinggi dan berwajah tampan. Rambut
laki-laki itu tercukur rapi. Dari penampilannya terlihat ia cukup perlente.
Mungkin ia adalah pacar Shelvi, pikir Reisha dalam hati.
“O iya, ini Coco cowok gue”, Shelvi
memperkenalkan laki-laki yang berada di belakangnya tersebut.
“Coco”, laki-laki itu kemudian menyodorkan
tangan kanannya.
Reisha pun membalasnya, “Reisha”. Kedua tangan
mereka pun saling berjabatan tangan.
“Kok tumben nih? Ada apa Vi?”, tanya Reisha
kepada sahabatnya.
“Gue mau ngomong bentar ama lu dong”.
Reisha mengerutkan keningnya.
“Co, lu tunggu di sini aja dulu ya”, Shelvi
berucap ke arah laki-laki tersebut. Laki-laki itu pun hanya mengangguk.
Lalu Shelvi menarik tangan Reisha untuk masuk
ke dalam kamar kosnya. Di dalam mereka duduk di atas ranjang.
“Ada apa sih Vi?”, Reisha kembali mengulangi
pertanyaannya.
Shelvi menetakkan jari telunjuknya di depan
bibirnya, menandakan agar Reisha menurunkan volume suaranya. Ia pun kemudian
berbisik, “Gini Sha, gue mau pinjem kamar lu bentar dong”.
“Ah? Buat apa?”, bisik Reisha penuh kecurigaan.
“Gue mau gituan ama cowok gue”, Shelvi berkata
sambil memberikan isyarat tangan dengan memasukkan ibu jarinya diantara jari
telunjuk dan jari tengahnya.
Reisha benar-benar tersentak melihat isyarat
tangan sahabatnya tersebut. Tanda tersebut sering ia lihat setiap kali Shelvi
ingin menyamarkan kata “making love”. Bukan tanda itu yang mengejutkan Reisha,
karena ia tahu benar kalau memang sahabatnya ini sudah sering melakukan
perbuatan terlarang tersebut dengan pacar-pacarnya. Yang membuatnya terkejut
adalah kenapa ia memilih kamar kosnya ini untuk berbuat mesum.
“Gila lu ya? Nggak boleh!”, bentak Reisha
sambil tetap berbisik.
“Please Sha, gue udah nggak tahan nih, memiaw
gue udah basah banget”.
“Ngapain lu nggak cari hotel aja?”.
“Nggak sempet, ntar lagi cowok gue musti ke
bandara, ini juga sama sekali nggak direncanain kok tiba-tiba dateng gitu aja
waktu dia grepein gue di bioskop”.
“Aduh gimana ya?”, sebenarnya Reisha ingin
mengatakan tidak, namun melihat ekspresi wajah Shelvi yang begitu memelas ia
pun menjadi bingung harus memberi jawaban apa.
“Please Sha, cowok gue cuma sehari ini aja bisa
transit di sini, ntar malem dia musti keluar kota lagi jadi waktu gue ama dia
cuma bentar banget nih”.
“ya udah
deh, tapi awas ya, jgn sampai kotor atau bau apa pun lho”, sedikit khawatir
jika kasurnya terkena sperma
“oke deh,
makasih ya sha”, sambil tersenyum.
Tak
menunggu waktu lagi, shelvia menarik tangan Coco, mereka pun masuk ke kamar
resha, dan menutup kuncinya, resha pun memilih untuk ke ruang tamu, menonton
tv.
Tak lama
Resha mendengar desahan shelvia, awalnya ia coba untuk tak menggubrisnya, tapi
lama kelamaan rasa penasaran pun terlintas di otaknya, ia pun dengan perlahann
mendekati pintu kamarnya yang sedang di sewa temannya itu, alangkah terkejutnya
resha karena ternyata kamar itu belum tertutup rapat, dengan jelas resha
menonton live pertunjukan itu.
Setelah
beberapa menit, saat Shelvia mengubah posisinya menjadi Doggy style, tanpa
sengaja shelvia melihat resha yang sedang asyik mengintip. Namun bukannya
Shelvia marah atau malu, dia malah memanggil temannya tersebut.
“Hei, apa yang kamu liat resha?”, sambil melihat kearah pintu.
“mmmmm,,, maaf,,, aku gak sengaja vi”, sambil beranjak pergi.
“Hei, apa yang kamu liat resha?”, sambil melihat kearah pintu.
“mmmmm,,, maaf,,, aku gak sengaja vi”, sambil beranjak pergi.
Namun
ternyata Shelvia memanggil Resha yang beranjak akan pergi.
“Sha, udah masuk aja, gak apa” kok”, dengan suara yang sedikit keras karena resha sudah sedikit jauh dari kamar.
“apa Vi, loe gila ya?”, seakan betapa tidak percayanya dia terhadap ajakan shilvia tadi.
“iya, udah masuk aja, lagian kita bosen kalo Cuma berdua”, berharap resha mau ikut bergabung.
“mmmm.. vi, jadi kamu ngajakin aku seks bareng ni?” sambil masuk ke kamar.
“iya sha, aku tau kok pasti kamu udah terangsang karna ngintip tadi”
“iya vi”, dengan senyum manisnya..
“Sha, udah masuk aja, gak apa” kok”, dengan suara yang sedikit keras karena resha sudah sedikit jauh dari kamar.
“apa Vi, loe gila ya?”, seakan betapa tidak percayanya dia terhadap ajakan shilvia tadi.
“iya, udah masuk aja, lagian kita bosen kalo Cuma berdua”, berharap resha mau ikut bergabung.
“mmmm.. vi, jadi kamu ngajakin aku seks bareng ni?” sambil masuk ke kamar.
“iya sha, aku tau kok pasti kamu udah terangsang karna ngintip tadi”
“iya vi”, dengan senyum manisnya..
“buka aja
bajunya, kita nikmatin kesempatan ini, kamu kuat kan sayang”, bertanya ke coco
“kuat dong sayang”, coco yang mulai tidak tahan karna ada 2 cwe yang ingin mendapatkan kenikmatan darinya.
“kuat dong sayang”, coco yang mulai tidak tahan karna ada 2 cwe yang ingin mendapatkan kenikmatan darinya.
Resha pun
mulai membuka bajunya, dan terlihatlah payudara yang lumayan besar, 34B.
tanpa basa – basi, coco langsung mengulum toket besar itu.
“aaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh,,,,,” desah rasha yang dari td menahan nafsunya.
coco melanjutkan petualangan nya dengan membuka CD rasha yang berwarna hitam itu, di jilatnya vagina raasha yg sudah mengeluarkan cairan pelumas itu.
“uuuuuuhhhhhhhh, ya co, sebelah situ,, aaaaaahhhh, aaaaaaaahhhhh, aaaaccchhh” rasha pun menggelinjang.
tanpa basa – basi, coco langsung mengulum toket besar itu.
“aaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh,,,,,” desah rasha yang dari td menahan nafsunya.
coco melanjutkan petualangan nya dengan membuka CD rasha yang berwarna hitam itu, di jilatnya vagina raasha yg sudah mengeluarkan cairan pelumas itu.
“uuuuuuhhhhhhhh, ya co, sebelah situ,, aaaaaahhhh, aaaaaaaahhhhh, aaaaccchhh” rasha pun menggelinjang.
tak mau
mengecewakan shelvia, ia pun menikmati vagina Rasha sambil tangan kanannya
memainkan klitoris Shelvia..
“aaaauuuuuuhhhhh, ya sayang kamu hebat banget, yyeeeaaahh baby, uuuughhh”
“aaaauuuuuuhhhhh, ya sayang kamu hebat banget, yyeeeaaahh baby, uuuughhh”
Coco
punmengarahkan Torpedonya yang sudah tak sabar ingin masuk dalam 2 memek yang
ada di depannya.
dengan sedikit kerja keras, akhirnya kontolnya menancap di memek rasha yang terasa sempit itu.
“oooouuuuuuuuuuhhhhhhhhhh,,, yeeeeeeaaaaaaahh, aaaauuuuhhhh, nooo”, menahan sakit dan enak yang sudah bercampur aduk itu.
selvia tak tinggal diam, iya menyodorkan payudaranya ke mulut coco, sambil tangannya memegang memeknya sendiri.
dengan sedikit kerja keras, akhirnya kontolnya menancap di memek rasha yang terasa sempit itu.
“oooouuuuuuuuuuhhhhhhhhhh,,, yeeeeeeaaaaaaahh, aaaauuuuhhhh, nooo”, menahan sakit dan enak yang sudah bercampur aduk itu.
selvia tak tinggal diam, iya menyodorkan payudaranya ke mulut coco, sambil tangannya memegang memeknya sendiri.
Coco
semakin mempercepat genjotannya, “yeeeeaaaahh rasha memek kamu sempit sekali”
karna melihat rasha yang sudah mulai lemas, coco mencabut kontolnya dan bersiap untuk memulai kembali di memek shelvia,,
selvia pun ,mengubah gayanya menjadi Doggy style, dan masuklah..
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh, shit..” shelvia kesakitan.
karna melihat rasha yang sudah mulai lemas, coco mencabut kontolnya dan bersiap untuk memulai kembali di memek shelvia,,
selvia pun ,mengubah gayanya menjadi Doggy style, dan masuklah..
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh, shit..” shelvia kesakitan.
coco pun
mulai mengatur gerakannya.
“aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh, aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh, yyyyyyyeeeeeeeaaaaaaahhhhhhhh, aaaaauuuuuuhhhhh, yaaaahhhh”, rasha sepertinya mau orgasme,
ternyata benar, rasha orgasme, disaat yang sama coco merasa kontolnya mulai berdenyut, dia pun mencabut kontolnya, dan mengocok konntolnya di depan kedua gadis itu..
“aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh, aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh, yyyyyyyeeeeeeeaaaaaaahhhhhhhh, aaaaauuuuuuhhhhh, yaaaahhhh”, rasha sepertinya mau orgasme,
ternyata benar, rasha orgasme, disaat yang sama coco merasa kontolnya mulai berdenyut, dia pun mencabut kontolnya, dan mengocok konntolnya di depan kedua gadis itu..
dan
“aaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh” keluarlah sperma yang membasahi muka rasha
dan shelvia..
“makasih ya vi”.
“kok maksh ama aku, ya ama cwo aku lah”
“tapi bentar dlu kenapa kamu tadi malah mengajak aku?, dia kan cwo kamu, emang kamu gak cemburu apa?”
“gak kok. soalnya dia tu besok mau pergi keluar negeri, dan entah kapan pulangnya, yah agep aja ini kado special bwt dia, byar inget kejadian ini terus, dan gak bakal lupain aku”
“makasih ya vi”.
“kok maksh ama aku, ya ama cwo aku lah”
“tapi bentar dlu kenapa kamu tadi malah mengajak aku?, dia kan cwo kamu, emang kamu gak cemburu apa?”
“gak kok. soalnya dia tu besok mau pergi keluar negeri, dan entah kapan pulangnya, yah agep aja ini kado special bwt dia, byar inget kejadian ini terus, dan gak bakal lupain aku”
Coco pun
pergi menuju bandara dengan hati yang senang tetunya, karna dapat menikmati 2
memek yang masih sempit…
#SEKIAN#
#SEKIAN#
0 komentar:
Posting Komentar