Perkenalkan, namaku Agus, Usiaku 43 tahun. Pekerjaanku adalah sebagai
guru kesenian disebuah SMP Swasta di kota XXXX. Dalam kesempatan kali ini
aku akan menceritakan pengalamanku yg paling langka dan tidak semua
guru mengalaminya yaitu bercinta dengan murid-muridnya sendiri.
Pengalamanku
bermula sejak 3 tahun lalu dan hingga kini, namun aib ini tetap terjaga
dengan baik hingga kini. Sebelum memulai cerita aku ingin menyampaikan
permohonan maafku kapada para guru di negeri ini dan kuharap hanya aku saja yg mengalami ini karena jangan sampai negeri ini hancur
karena para guru berbuat sepertiku. Dan kepada
pembaca cerita ini aku juga ingin menyampaikan permohonan maaf
sebesar-besarnya apabila dalam penulisan terdapat banyak kesalahan,
namun aku berusaha menjadikan tulisan ini menjadi enak dibaca dan
dimengerti.
Baiklah singkat saja, pengalaman menarikku bermula
ketika aku diangkat menjadi guru kesenian namun sebelumnya aku mengajar
pelajaran matematika, aku dikenal sebagai guru yg paling galak namun
kenyataannya aku tidaklah seperti itu. Aku sangat mencintai mereka dan
mendidik mereka agar menjadi
pintar. Aku di angkat menjadi guru kesenian karena saat itu sekolah
sedang kekurangan tenaga guru kesenian sedangkan guru matematika sudah
banyak. Oleh pihak sekolah melalui rapat, maka aku menyanggupi
permintaan pihak sekolah, sedikit-sedikit aku belajar melalui internet
untuk menyampaikan materi pelajaran yg akan aku tekuni ini kepada para
murid. Dan yg paling menarik adalah ketika saat sekolah sedang ingin
mencari murid yg akan di ikut sertakan dalam ajang kesenian tingkat
sekolah, dimana kepala sekolah menyuruhku untuk menyiapkan seorang murid
untuk diikut sertakan pada waktu hari H nya nanti. Saat itu tepatnya 3
tahun lalu, aku diberi waktu 3 bulan oleh kepala sekolah. Awalnya aku
bingung untuk menunjuk siapa, namun dari pihak sekolah menyiapkan calon
dari perwakilan setiap kelas 1 dan 2 yg mempunyai nilai tertinggi di
dalam mata pelajaran kesenian.
Pihak sekolah menyerahkannya semua
padaku dan aku minta kepada kepala sekolah sebuah ruangan khusus
untukku agar aku bisa mencari beberapa murid yg nantinya akan aku
seleksi lagi. Dan aku mendapatkan ruangan khusus itu. Maka setelah aku
punya ruangan khusus akupun langsung memanggil seluruh calon untuk aku
seleksi melalui tes dariku. Setelah dalam satu hari tes aku berhasil
mendapatkan 5 orang murid, 3 perempuan dan 2 laki-laki. Mereka adalah
Vani (kelas 1B),Raja (kelas 2A), Ikbal (kelas 2 D), Maya
(kelas 1 E), dan Nona (kelas 2 C). Mereka aku beri kesempatan waktu
latihan bersamaku selama 2 bulan sebelum akhirnya nanti aku tes lagi
mereka untuk mendapatkan satu orang dari mereka agar bisa menjadi
perwakilan dari sekolah untuk mengikuti Lomba ajang Kesenian. Waktu
latihan sementara aku putuskan adalah ketika pulang sekolah dan aku
minta memberitahu kepada orang tua mereka masing-masing bahwa mereka
disuruh latihan bersamaku selama 3 bulan untuk latihan bersamaku. Dan
waktu pulangnya adalah jam 5 sore dimana ada 3 jam latihan bersamaku
setelah pulang sekolah. Mereka akhirnya mendapat izin dari orangtua nya
masing-masing.
Selama 1 minggu latihan keadaan masih normal,
namun Raja gugur karena kecelakaan yg menimpanya di jalan raya. Seminggu
kemudian giliran Ikbal yg gugur karena ia pindah sekolah untuk ikut
orangtuanya pindah dinas keluar kota. Aku tidak mencari lagi
penggantinya karena kupikir mereka berdua masih belum bisa aku anggap
orang yg tepat menjadi perwakilan dari sekolah, dan hanya tersisa tiga
orang saja, yaitu Vani, Maya dan Nona. Mereka semua pintar-pintar,
sehingga membutuhkan waktu yg cukup lama agar kelihatan siapa salah
satunya yg pantas aku pilih utk menjadi perwakilan dari sekolah. Selama
Raja dan Ikbal gugur keadaan masih normal. Namun seminggu kemudian
timbul pikiran isengku untuk mengerjai mereka bertiga. Sebelumnya mereka
semua membuat aku tertarik karena wajah mereka yg cantik-cantik dan
imut-imut. Apalagi aku sering memperhatikan selama waktu latihan, mereka
semuanya mengenakan rok sekolah yg hanya sebatas paha. Tak jarang
mataku tertuju kepada isi dalam rok mereka selagi sedang memainkan alat
musik ataupun sedang bercanda tanpa ada rasa curiga terhadapku.
Saat
itu ketika sedang pulang sekolah, aku langsung menuju keruangan khusus
tempat latihan aku dan murid-murid. Dimana mereka sudah menungguku
datang. Aku melihat mereka sedang ngobrol dan bercanda. Terlihat
keakraban diantara mereka padahal mereka bukanlah berasal dari satu
kelas. Akupun langsung menutup pintu agar tidak terganggu dengan hal
lain. Setelah menutup pintu akupun menyapa mereka.
" Baiklah
anak-anak, mari kita lanjutkan sesi latihan kita. Hari ini saya ingin
melihat sejauh mana kemampuan kalian dalam memainkan alat musik. Saya
minta kalian satu persatu memainkan alat musik disini dan silahkan
kalian pilih alat musik mana yang kalian kuasai " kataku
Merekapun
memilih alat musik mereka masing-masing. Vani mengambil gitar, Maya
mengambil drum dan Nona mengambil Bass. Aku melihat mereka cocoknya
membuat sebuah grup band, karena kupikir mereka sudah ahli memainkan
alat musik mereka masing-masing.
" Kalian semua hebat, susah bagi
saya untuk menilai kekurangan dari kalian. Coba kalian bentuk grup band
saja, tinggal kalian tentukan siapa Vokalisnya " kataku
" Wah boleh tuh pak.. saya setuju " kata Nona
" Saya juga setuju pak " sahut Maya
" Saya juga pak " sahut Nona
" Baiklah, kalian semua sudah setuju. Sekarang tinggal menentukan siapa Vokalisnya " kataku
" Biar saya aja pak yg jadi vokalisnya, soalnya saya bisa nyanyi sambil maen gitar " kata Vani
"
Ide bagus, memang biasanya yg sering jadi Vokalis itu pemaen gitar kalo
posisinya bertiga seperti kalian, sekarang saya mau melihat penampilan
kalian " kataku
Mereka semua mengambil tempatnya masing-masing, selama mereka tampil didepanku, aku melihat kurang kekompakan diantara mereka.
"
Stop... stop.. stop... sepertinya kalian tidak kompak. Kalian jangan
terlalu tegang karena ini bukan lomba, ini hanya latihan. Oh ya, jangan
sungkan kepada saya.. ingat saya bukan guru matematika lagi. Sekarang
saya ini guru seni, saya tidak segarang seperti yg kalian kira " kataku
" Maaf pak.. Sebenernya kami tegang tadi karena bapak terlalu serius " kata Maya
"
Oh baiklah, mulai sekarang kita adalah teman, kalian boleh ngobrol
bebas dengan saya apa yg kalian inginkan, saya tidak akan marah lagi.
Coba kalian bicara kepada saya layaknya seorang teman kalian " kataku
" Hmmm baik pak.. eh iya, kita mau maen lagu apa lagi neh " tanya Nona
" Lagu Geisha aja yuk, bisa kan " tanya Vani
" Boleh, bisa tuh ayo kita coba " kata Maya
Merekapun
mengambil kursi untuk duduk mereka karena mereka sepertinya sedang
capek dengan alat musik yg mereka berat digendong oleh mereka tadi.
Alangkah kagetnya aku melihat gaya mereka masing-masing. Benar saja
mereka seperti mengiyakan perkataanku tadi bahwa aku adalah teman dari
mereka. Tanpa malu malu mereka memainkan alat musik mereka masing-masing
dengan posisi yg mereka suka. Hanya Maya yg terlihat sibuk dengan alat
musiknya karena lagu yg mereka bawakan adalah lagu agak ngerock.
Jantungku semakin berdegup kencang, bukan karena lagu yg mereka bawakan,
tetapi aku melihat jelas isi dalam rok mereka masing-masing selama
sedang tampil tanpa menghiraukan ku. Aku semakin tidak konsen dengan
kekompakan mereka tetapi aku sedang fokus melihat celana dalam mereka yg
mereka pakai saat itu.
Tidak seperti biasa dengan murid-murid
perempuan pada umumnya yg mengenakan celana pendek atau legging untuk
menjadi pelapis celana dalamnya, kali ini mereka semua tidak memakai
itu, hanya celana dalam saja yg melapisi kemaluan mereka. Vani saat itu
mengenakan celana dalam putih garis-garis pink, Nona mengenakan celana
dalam berwarna putih berenda hitam, hanya nona yg kurang jelas kulihat
celana dalamnya karena tertutup drumnya. Aku berpura-pura mendekati
mereka untuk melihat celana dalam apa yg Maya kenakan saat itu,
matakupun akhirnya dapat melihat jelas celana dalam yg dipakai Maya
adalah berwarna Merah polos. Akupun langsung merasakan batang kemaluanku
mulai mengeras dan seperti ingin keluar dari celanaku. Namun aku tetap
menjaga sikapku agar mereka tidak curiga. Setelah selesai memainkan
lagu, mereka menyimpan alat musik mereka kembali dan menunggu penilaian
dariku. Aku yg sudah tidak mendengarkan lagi lagu dari mereka pun
menjadi bingung akan berkata apa dari mereka. Akupun berbohong agar
mereka tidak curiga.
" Hebat.. kalian hebat, hanya sedikit kekurangan dari kalian tapi tertutup dengan kekompakan kalian " kataku berpura-pura
" Asyiikk.. makasih pak " kata Vani
"
Iya sama-sama, tapi kalian jangan senang dulu. Sekarang saya mau tanya,
apa kalian senang ikut latihan ini tiap hari? " tanyaku
" Ya senang donk pak " sahut Maya
" Iya pak, saya juga senang... emang kenapa pak? " tanya Vani
" Iya pak, emang kenapa tuh? " lanjut Nona
" Gpp, sebenarnya saya tidak bisa setiap hari seperti ini " kataku
" Maksud bapak? " tanya Maya
"
Ya, saya ini sebenarnya sangat sibuk, dirumah masih banyak pekerjaan yg
harus saya kerjakan selain mengajar disekolah. Apa kalian mau saya
minta izin agar tidak latihan 2 hari dalam seminggu untuk mengurus
rumah? maklum saya hidup sendiri dirumah, tanpa istri dan keluarga.
Jadinya semua harus saya kerjakan sendiri. Apa kalian setuju saya minta
libur selama 2 hari dalam seminggu tidak latihan? " tanyaku
" Yah
bapak... kalo urusan itu sih gak masalah. Kami semua bersedia bantu
bapak dirumah, tapi jangan libur mengajar ya pak. Bener gak May, Nona..?
" kata Vani
" Iya bener pak.. " sahut Maya
" Iya tuh pak, kami mau kok bantu bapak mengerjakan pekerjaan rumah bapak, kan bisa sekalian latihan dirumah bapak " kata Nona
" Bener neh kata kalian semua barusan? tapi masalahnya alat musiknya saya tidak ada dirumah " kataku
" Kan bisa pinjam punya sekolah pak? " kata Nona
"
Waduh, kalo punya sekolah saya tidak berani bawa pulang. Begini saja,
nanti saya belikan alat-alat musiknya pake uang saya. Gpp kan bisa
dipake untuk murid yg laen kalo kalian udah gak sekolah disini lagi "
kataku
" Horeee !!! asyiikk " sorak Maya yg dilanjutkan oleh Vani dan Nona
" Eh iya pak, kapan rencananya mau beli? apa kami bisa ikut beli sama bapak biar bisa milih modelnya sendiri? " tanya Vani
" Hmmm boleh aja sih, tapi nanti saya kasi tau waktunya, sekarang lanjut lagi latihannya ya " kataku
" Ntar dulu pak, waktunya kan masih lama.. nyante aja dulu " kata Nona
" Iya pak, ntar aja latihannya, kita ngobrol-ngobrol aja dulu " kata Vani
" Ya terserah kalian deh " kataku
"
Pak, bapak sepertinya gak galak-galak amat. Gak kayak kemaren-kemaren,
murid-murid pada takut waktu bapak ngajar " kata Nona mengalihkan
pembicaraan
" Masa sih? saya itu dari dulunya gak suka marah-marah
sama kalian. Cuma saya tidak suka kalo waktu pelajaran saya itu ada yg
gak pedulikan saya. Tapi tenang saja, saya sudah tidak mau seperti itu
lagi. Yg penting kalian semua senang sama saya, sayapun juga senang "
kataku
" Nah gitu donk pak... Jadi kami gak perlu takut lagi sama bapak " kata Nona
" Bener tuh, hehehe " tawa Maya
Mereka semua kelihatan bersahabat begitulah mereka denganku.
" Eiitt... oh ya pak.. kenapa bapak tinggal sendiri sih? emangnya kemana istri dan keluarga bapak?" tanya Nona
"
Istri saya sudah meninggal 9 tahun lalu waktu melahirkan, anak saya yg
ada dikandungannya pun ikut meninggal. Sementara keluarga saya tinggal
dikampung " kataku
" Kampungnya dimana pak? jauh gak? " tanya Vani
" Jauh banget, 12 jam dari sini baru nyampe kesana kalo pake bus " kataku
" Wuih... lama banget ya nyampenya " kata Maya
" Maaf neh pak, kenapa gak cari calon istri baru pak? " tanya Nona
" Ah kalian ini bisa aja... mana ada yg mau sama saya, umur saya sudah 40 gini, paling juga udah nenek-nenek yg mau " kataku
" Hahahahaha.... !!! " tawa mereka
" Ya udah, mau lanjut lagi gak neh? " tanyaku
" Ntar aja pak, kami mau baring baring dulu. Ngantuk neh.. " kata Nona sambil berbaring di lantai..
" Iya pak, ntar aja ya pak enak neh kena AC nya " kata Vani yg juga sekalian Maya ikut berbaring didekat Nona
Memang,
didalam ruanganku tidak boleh memakai alas kaki. Sebabnya didalam
ruanganku itu lantainya beralas karpet tebal yg bersih dari kotoran.
"
Iya deh, terserah kalian mau apa. Cuma saya gak enak dengan guru yg
lewat. Ntar ya saya kunci pintunya dulu " kataku langsung pergi mengunci
pintu
Setelah selesai mengunci pintu akupun kembali ketempat
dudukku, aku melihat mereka semua sedang berbaring dengan posisi kaki yg
agak terbuka sehingga roknya ikut turun kebawah yg memperlihatkan
celana dalam mereka. Aku kemudian turun duduk dilantai tepatnya didepan
kaki Vani.
" Kalian serius mau ikut beli alat musik sama bapak? " tanyaku sambil memperhatikan celana dalam Vani
"
Ya seiruslah pak, kemaren aku lihat ada gitar keren banget di Mall,
tapi sayang aku gak punya uang buat belinya " kata Vani sambil melihatku
" Aku juga pak, kemaren aku lihat drum keren banget " kata Maya melihat kearahku
" Sama aku juga ada lihat Bass keren pak " sahut Nona
" Kalian nanti boleh pilih sendiri. Kalo kalian mau nanti saya belikan buat kalian " kataku
" Ah yg bener pak? " tanya Maya langsung bangun duduk didekatku
" Ya bener donk, masa saya bohong sih " kataku
" Asyiiikkk.... " kata mereka kompak dan langsung memelukku
Terasa sekali buah dada mereka yg menempel memelukku..
" Tapi ada syaratnya " kataku
" Yaaccchhhh bapak " kata Vani langsung melepaskan pelukannya
" Syaratnya apa tuh pak? " tanya Nona sambil melepaskan pelukannya dan diikuti Maya
" Saya mau kalian buka celana dalam kalian, saya mau lihat bentuk memek kalian.. Mau gak? " kataku
" Ihh... jorokkk... " kata Nona
" Tapi kalian jangan bilang siapa-siapa, ntar kalian mau apa akan saya penuhi " kataku
Mereka semua berembuk sambil berbisik, sementara aku menunggu keputusan mereka. Kemudian...
" Emmmmbbbb, bapak ini mintanya aneh-aneh, sama murid sendiri kok gitu sih " kata Maya
" Ya gak mau juga gpp " kataku
" Gimana neh May? Nona? " tanya Vani
" Hmmm... iya deh, tapi serius kan ya pak mau kasi untuk kami? " kata Nona
" Tunggu dulu, Nona, ini masalahnya kalo cuma lihat aja. Tapi kalo lebih dari itu gimana? " tanya Maya
" Kalian tenang aja. Tinggal bilang akan saya kasi " kataku
" Saya mau pak, tapi saya mau bapak beliin BB buat aku " kata Maya
" Iiihh... aku juga mau pak dibeliin BB " kata Vani
" Gak bisa, pokoknya aku juga mau " kata Nona
" Gampang, nanti bapak beliin " kataku
Mereka
semua mengangkat roknya masing-masing dan melepaskan celana dalamnya
sekalian... Setelah lepas celana dalamnya mereka semua berdiri
didepanku.
" Ayo sekarang giliran ya maju dan berdiri didepan bapak, Vani duluan sekarang " kataku
Vanipun
maju berdiri didepanku, langsung saja aku terbelalak dan jantungku
berdegup kencang ketika melihat kemaluan Vani yg belum tumbuh bulu. Aku
buka belahan selangkangannya dan tersembullah klitorisnya. Langsung saja
aku jilat dengan lidahku. Vani mendorong kepalaku menolak dijilat.
" Jangan dijilat donk pak, geli banget aku pak rasanya memekku " kata Vani
" Ntar rasain aja, enak kok. Pasti kamu suka " kataku sambil melanjutkan jilatanku ke klitorisnya
Vani hanya diam melihatku menjilat kemaluannya sementara itu Nona dan Maya duduk melihat aku menjilat kemaluan Vani.
" Kalian semua udah pernah berhubungan sex belum? " tanyaku
" Udah pak, baru sekali kemaren waktu jalan sama pacar " kata Vani
" Kalo aku udah pak, sama pacar juga " kata Maya
"
Hmmm aku udah pak, tapi gak sama cowok.. Kemaren aku sama temenku
cewek, dia pake alat semacam kontol gitu trus langsung dimasukkan
kedalam memek aku pak " kata Nona
Mereka sudah benar-benar
menganggapku sahabatnya, tadi mereka berbicara menggunakan kata saya
sekarang memakai kata aku pertanda kami sudah saling akrab.
" Waduh gak ada yg perawan lagi donk, bahaya banget pergaulan kalian sekarang. Kecil-kecil udah tau gituan " kataku
" Biarin weeekkk... " ejek Nona
Aku menggelengkan kepalaku karena heran melihat kelakuan mereka..
" Kalian ini cerdas semua, orang yg bapak pilih, tapi sayangnya juga sudah tahu berhubungan sex " kataku
" Ihh bapak, cuma sekali kok.. " kata Vani
" Iya tapi enak gak rasanya " kataku
" Apanya yg enak, sakit banget rasanya pak. Untung cuma sebentar aja, jadi gak sakit amat " kata Vani
" Punya pacar kalian gede gak kayak punya bapak? " tanyaku sambil membuka celana dan memperlihatkan kemaluanku kepada mereka
" Wuuiiihhh.. gede banget " kata Vani
" Jelas gede punya bapak donk kalo gitu " kata Maya
" Sssstttt !!!! ngomongnya pelan-pelan... ntar ada yg dengar bisa gawat " kataku
" Maaf pak... " kata Maya
" Sekarang siapa yg mau dimasukkin memeknya? " kataku
Mereka semua menggelengkan kepala...
" Kenapa semua gak ada yg mau? gak mau sama BB nya ya? " tanyaku
" Bukan gitu pak, aku takut liat kontol bapak. Gak muat tuh ama memek aku " kata Maya
" Ama aku aja pak... tapi pelan-pelan ya masukkinnya " kata Vani
" Oke.. dari tadi bapak sebenernya mau sama kamu aja, soalnya bapak suka memek kamu bersih gak ada bulunya " kataku
Vani
memegang kemaluanku untuk diarahkan kedalam lubang kemaluannya, ketika
baru masuk setengah ia melepaskannya dari batang kemaluanku
" Awww... aduh, gak jadi deh pak, sakit " kata Vani
" Tahan aja sakitnya, ntar juga enak kok.. ayo biar bapak aja yg masukkin sendiri, kamu diam aja gak usah teriak " kataku
Ku
baringkan tubuh Vani dan kusuruh ia merenggangkan pahanya, kemudian aku
gesek-gesekkan kepala batang kemaluanku. Setelah puas akupun
memasukkannya secara perlahan setelah sampai setengahnya masuk aku
merasakan sudah tidak bisa masuk lagi.
" Aaahhh pelan-pelan pak " pinta Vani
Langsung
saja aku goyangkan pantatku agar bisa masuk lebih dalam lagi. Maya dan
Nona memperhatikan kami berdua. Setelah beberapa kali ku goyang pantatku
akhirnya batang kemaluanku bisa masuk sedikit lebih dalam..
" aaaawww... sssttt aaahhh " desah Vani
" Udah siap belum? " kataku
Vani
menganggukkan kepalanya, tanpa basa basi aku mempercepat gerakakanku
diringi desahan Vani, lima menit kemudian aku mencabut kemaluanku dari
dalam lubang kemaluannya. Kubuka lebar-lebar belahan kemaluannya dan
kulihat lubangnya kini semakin besar karena disodok batang kemaluanku.
Lalu kujilat cairan yg keluar dari dalam kemaluannya.
" Sekarang giliran Nona " kataku
" Gak ah pak, Maya aja dulu " kata Nona
" Enak aja, Nona aja duluan pak " kata Maya
" Udah gak usah saling lempar, ayo Nona. Ntar pulangnya kita langsung ke Mall beli BB " kataku
Dengan
terpaksa karena keinginan mendapatkan sebuah HP BB akhirnya Nona maju
menghadapku. Nona sudah tahu apa yg harus ia lakukan, tanpa basa basi
Aku memasukkan kemaluanku kedalam lubang kemaluannya...
" Eeehhh, aduhh sakit pak... lepasin dulu " kata Nona sambil mendorong tubuhku
Namun
karena tubuhku yg lebih berat darinya, Nona pun gagal mendorong tubuhku
karena kalah kuat dengan tubuhku yg menindihnya. Langsung saja aku
goyangkan pantatku...
" Aaaahh ooouuucchhh pak sakit " rintih Nona
Aku sudah tidak peduli, aku semakin mempercepat gerakanku karena aku mulai merasakan tanda bahwa aku akan segera klimaks.
" Aaahhh... aaahhh... Nona... sssttt aaahhh " desahku
" Pak, pelan-pelan pak aaahhh " desahnya
Tak lama kemudian aku mencabut batang kemaluanku dengan cepat dan langsung aku genggam dan ku tumpahkan spermaku diperut Nona.
" Aaaahhh yeeesssss Nonaaa...aaahhhh " desahku
" Crooottt... crrrotttt... crrroooot "
Aku
langsung terkulai lemas sambil mengambil nafas lebih dalam, sungguh
luar biasa kemaluan mereka sangat sempit sekali. Terasa sekali waktu
batang kemaluanku berada didalam lubang kemaluan mereka seperti di
hisap. Tak lama kemudian nafasku kembali normal. Langsung saja aku
mengambil celana dalam Nona untuk membersikan spermaku yg tumpah
diperutnya... Setelah bersih aku memakaikan celana dalam Nona. Mereka
semua akhirnya memakai pakaian mereka kembali.
" Memek kalian sungguh sempit. Enak banget rasanya, beruntung sekali pacar kalian dapat perawan kalian " kataku
" Pak... udahkan? sekarang beli BB nya donk " desak Vani
" Iya pak, sekarang aja.. ntar bapak bohong lagi " kata Nona
" Kalian tenang aja, bapak masih capek. Kasi waktu untuk bapak untuk istirahat sebentar " kataku langsung berbaring dilantai.
Tiba-tiba Nona memelukku dan Vani mencium bibirku... Aku hanya pasrah dengan kelakuan mereka.. Vani menggoyangkan tubuhku.
" Pak... bangun pak... mana janjinya? " rengek Vani yg diikuti dengan Nona
Maya hanya diam saja karena aku belum sempat menikmati kemaluannya...
" Iya deh, yuk... sekarang kalian rapikan dulu penampilan kalian biar gak ada yg curiga dengan kita nanti " kataku
Setelah
penampilan mereka rapi seperti semula akupun langsung membukakan pintu
untuk mereka. Kami langsung menuju ke Mall untuk membeli HP BB untuk
mereka. Tak lupa aku menarik uang lewat ATM karena aku tidak membawa
uang cash waktu itu.
" Maya, sekarang bapak beliin kamu BB nya, tapi nanti bapak minta itunya ya " bisikku
" Hee eh pak.. makasih " katanya langsung mencium pipiku.
Tak
lupa aku meminta nomor HP dan PIN BB mereka. Setelah puas berbelanja
dan makan-makan akhirnya kami pulang kerumah masing-masing. Sesampai
dirumah aku langsung memikirkan pengeluaranku untuk mereka, betapa
tidak, jumlah uang yg aku keluarkan untuk mereka adalah gajiku selama 3
bulan. Namun hal itu tidaklah aku pikirkan terlalu dalam, yg penting
bagiku... aku bisa menikmati tubuh mereka kapanpun aku mau. Pikiranku
dikalahkan dengan rasa capek dan ngantuk yg luar biasa yg menyelimutiku.
Akupun tertidur pulas hari itu dan bangun pagi untuk kembali mengajar
murid-muridku.
Bagian 2
Sebelum memulai bercerita di
bagian ke-2 saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada para
pembaca sekalian, mungkin ada yg merasa senang dan ada yg merasa tidak
senang. Bagi yg senang senang dengan cerita saya, beribu terima kasih
saya ucapkan dan saya minta dukungan apa saja agar cerita ini menjadi
cerita yg lebih bermutu, dan bagi yg kurang berkenan dengan cerita saya
beribu maaf akan saya sampaikan lewat tulisan ini sekaligus saya
berharap anda segera menghentikan membaca cerita ini dan silahkan
meninggalkan cerita ini. Saya menerima segala komentar apapun dan saran
apapun namun dibatasi dengan keterbatasan saya. Selanjutnya bila ada yg
bertanya apa cerita ini rekayasa atau asli pengalaman sendiri, maka saya
serahkan kepada anda semua untuk menilai sendiri tanpa harus saya
menjawabnya.
Baiklah kepada para pembaca sekalian, langsung saja
saya mulai menceritakan cerita di bagian ke-2 ini dengan segala
keterbatasan saya, mohon maaf sekali lagi jika dalam penulisan cerita
ini jika terdapat penggunaan ejaan kata yg tidak resmi maupun bahasa yg
dipakai didalam cerita ini. Singkat cerita, setelah hari kemari, dimana
saya telah terjerumus didalam kemaksiatan yg sebenarnya melanggar sumpah
seorang guru, dimana saya telah bertindak cabul kepada murid-murid saya
sendiri. Setelah kejadian itu sebenarnya hati ini ingin tidak
mengulangi perbuatan keji lagi, namun yg terjadi malah pengaruh bisikkan
nafsu semakin menggolara plus kerugian materi yg telah aku keluarkan
demi untuk mendapatkan kebutuhan sex terhadap mereka.
Sejak
berangkat kesekolah untuk mengajar, selama didalam perjalanan aku terus
memikirkan nafsu sex ku saja tanpa menghiraukan pekerjaan yg akan aku
kerjakan nanti disekolah. Singkat cerita, saat di jam setelah usai
sekolah dimana para murid yg telah kupilih satu persatu masuk kedalam
ruanganku. Tak lupa aku menutup pintu agar setidaknya orang yg lewat
didepan ruanganku tidak melihat langsung aktivitas yg kami lakukan
didalam ruangan. Vani, Maya dan Nona telah hadir diruanganku dan aku
melihat mereka sedang asyik mengutak-atik HP BB barunya yg telah aku
belikan kemarin.
" Baiklah anak-anak, sekarang simpan BB kalian
didalam tas masing-masing. Mari kita melanjutkan latihan kita yg sempat
tertinggal kemaren. Apa bisa kita mulai? " tanyaku
" Yaaaaacccchhhhhh.... bapak. Perut laper neh, gimana bisa latihan kalo gini " sahut Nona
" Kenapa kalian gak makan dulu tadi sebelum masuk kelas? " tanyaku
" Aku sih udah makan pak " sahut Maya
" Kalo kamu Vani? " tanyaku
" Aku belum pak, soalnya tadi ada ulangan dikelas. Jadi gak sempat makan pak " kata Vani
" Baiklah kalo kalian mau makan silahkan, Maya tetap disini karena sudah makan " kataku
Maya hanya diam saja, Vani datang kearahku seakan ingin berbicara kepadaku.
" Pak, kami pamit dulu ya... Nikmati saja tuh Maya " bisiknya lalu pergi sambil tersenyum
Aku
hanya bisa membalas senyumannya. Setelah mereka keluar, Aku menutup
pintu kembali. Setelah menutup pintu aku kembali duduk ditempatku.
" Pak, sambil nunggu mereka aku boleh ya buka BB ku? " tanya Maya
" Ya silahkan, tapi kamu ingatkan soal kemaren? kamu belum nyetor sama bapak " kataku
Maya
langsung mengambil HP BB nya dan langsung menggunakannya. Aku langsung
saja jongkok didepan kursi Maya. Kuangkat kedua kakinya agar naik diatas
kursi sehingga posisinya sedang mengangkang tanpa ada penolakan. Jelas
saja roknya terbuka sehingga celana dalam putih krem bergambar barbie
menyembul menutupi kemaluannya. Akupun mencium aroma khas kemaluannya,
baunya memang sangat khas layaknya anak seusianya. Kusisipkan jariku
dibalik pinggir selangkangannya. Kuelus dengan lembut kemaluannya namun
Maya hanya diam menerima apapun perlakuanku terhadap dirinya.
Tak
lama kemudian aku HP ku berdering, langsung saja kukeluarkan HP ku dari
saku celana. Ternyata ada sms masuk, langsung saja aku buka dan kubaca
isi sms tsb. Ternyata dari Vani, yg isinya adalah...
" Pak, aku dan Nona ada diluar. Tenang aja kami bakal kasi kode kalo ada orang. Pokoknya habisin aja Maya didalam " isi sms tsb.
Akupun
tidak percaya begitu saja, sejenak aku keluar meninggalkan Maya
sendiri. Kulihat memang mereka sedang diluar. Akupun mengisyaratkan
dengan bahasa tubuh agar memberi kode bila ada yg datang. Mereka paham
dengan maksudku dan aku kembali masuk keruanganku dan menghampiri Maya.
Langsung saja aku pelorotkan celana dalamnya dan betapa tingginya hasrat
birahiku ketika melihat kemaluan Maya yg putih mulus yg sedikit lebih
kelihatan berjelangsung melumat kemaluannya dengan lidahku. Maya
ternyata tetap diam saja dan pasrah menerima perlakuan dariku. Hanya
sesekali matanya memandang kebawah ketika aku memainkan klitorisnya
dengan lidahku.
Setelah puas, aku membuka retsleting celanaku dan
kukeluarkan batang kemaluanku tanpa membuka celanaku seluruhnya.
Setelah itu aku kangkangkan kaki Maya dan aku suruh bertahan seperti
itu. Aku memegang kakinya sebelah kanan dan aku angkat sedikit lebih
tinggi agar memudahkanku memasukkan kepala batang kemaluanku. Begitu
kurasa sudah tepat sasaran akupun langsung menekan kedalam batang
kemauanku dengan satu kali hentakkan.
" Awww... aduuuhhh sakit... ntar dulu pak " rintih Maya kesakitan
" Iya, tenang saja, jangan gerak dulu, diem aja gitu. Ntar juga hilang sakitnya " kataku
Sambil
menunggu Maya tenang, aku membuka kancing bajunya satu persatu sambil
menahan batang kemaluanku yg sedang berada didalam lubang kemaluannya.
Ternyata Maya tidak memakai BH, hanya kaos daleman saja yg menutupi buah
dadanya yg terlihat sedikit membusung. Langsung saja kunaikkan dari
bawah kaos daleman yg dipakainya itu keatas hingga batas leher. Dan wow,
ternyata buah dadanya sedang mulai tumbuh, sementara pentilnya masih
belum tumbuh namun sedikit lebih membusung kedepan. Akupun langsung
menjilat buah dadanya sambil kusedot dengan mulutku pentilnya yg masih
dalam masa pertumbuhan. Tangan Maya mendorong tubuhku, namun ku tahan.
Tenaganya kalah kuat denganku.
" Pak, jangan dijilat donk susu aku, geli pak " katanya
" Gpp biar kamu makin terangsang dan gak merasa sakit lagi, kamu diem aja "
Akupun
semakin rakus menikmati buah dadanya yg masih kecil itu. Aku kemudian
mencium bibirnya sambil menggerakkan pelan tubuhku agar lubang kemaluan
Maya bisa menerima kehadiran batang kemaluanku dengan rasa yg lebih
nyaman untuknya. Aku melihat mata Maya terpejam dan terdengar suara
rintihan kenikmatannya yg halus.
" Emmmbbb,,, ooouuccchhh aaahhh " desahnya
Aku
kemudian meningkatkan tempo gerakkanku karena aku sudah merasakan
batang kemaluanku masuk seutuhnya didalam lubang kemaluan Maya. Tak lama
kemudian aku merasakan cairan kehangatan yg membasahi batang
kemaluanku. Keadaan kini semakin lebih terkendali, akupun dengan cepat
mencabut batang kemaluanku untuk menikmati cairan hangat yg keluar dari
dalam kemaluannya.
" Ooouuccchh yeeessss aaaahhh " desahnya
Kulumat
sampai habis cairan kewanitaannya dengan rakus, setelah tidak ada rasa
lagi aku kembali menancapkan batang kemaluanku kembali, terasa ketika
masuk kedalam kepala batang kemaluanku seperti sedang dihisap. Aku
berhenti sejenak menikmati batang kemaluanku yg berdenyut-denyut di
dalam lubang kemaluannya. Kemudian aku kembali menggoyangkan tubuhku
dengan irama yg secara bertahap hingga menjadi cepat. Irama desahannya
pun mirip seperti di film-film bokep, namun tertahan dengan tanganku
dimulutnya agar suara desahannya teredam dan tidak terdengar orang dari
luar.
Tak terasa akupun merasakan ingin mencapai klimaks,
sementara Maya semakin tidak bisa mengendalikan tubuhnya karena ia juga
mencapai klimaks untuk kesekian kalinya. Aku sudah tidak ingin mendengar
desahannya karena aku juga mencapai klimaks. AKu dengan cepat mencabut
batang kemaluanku di kemaluannya dan kutumpahkan spermaku di perutnya.
" Aaaarrrgghhhh mmaaaayyy aaaaahhhh yesssss " desahku
" Crooottt... crrrooottt... crrrooootttt "
Setelah
terkeluar semua spermaku aku langsung menjilat kemaluannya yg sedang
mengeluarkan cairan kewanitaannya, kubuka belahan kemaluannya dan
kulihat lubangnya membesar setelah beberapa kali ditusuk dengan batang
kemaluanku. Maya semakin bergelinjang kegelian ketika lidahku bermain di
klitorisnya. Matanya terpejam merasakan permainan lidahku. Setelah puas
kemudian aku memasukkan batang kemaluanku kembali kedalam tempat
semestinya. Kemudian aku memasangkan kembali celana dalamnya serta baju
seragamnya.
" Gimana Maya? kamu suka gak? " tanyaku
Maya
hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kepadaku, tak lupa aku
menciumnya untuk terakhir kalinya sebelum aku memanggil Vani dan Nona
masuk kedalam keruanganku. Akhirnya aku kembali melanjutkan latihan
kembali hingga selesai. Selama latihan mereka sempat menggodaku namun
aku masih belum bergairah lagi untuk menikmati tubuh mereka karena aku
sangat capek sekali waktu itu.
Beberapa bulan kemudian aku
memilih Nona sebagai perwakilan dari sekolah karena kuanggap sebagai yg
paling senior diantara mereka bertiga. Kepala sekolah senang sekali
karena aku sudah berhasil mendapatkan murid terbaik untuk disertakan
dalam ajang lomba kesenian tanpa tahu bahwa aku sudah berbuat asusila
kepada murid-muridku.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar